Ketika ada orang marah-marah, penyakit yang sering dikaitkan adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Padahal hipertensi tidak selalu membuat orang jadi pemarah, bahkan ada gangguan kesehatan lain yang lebih mempengaruhi temperamen. Beberapa penyakit yang bisa meningkatkan agresivitas baik karena proses pengobatan maupun efek penyakitnya sendiri adalah sebagai berikut:
1. Alzheimer
Seseorang khususnya lansia yang sudah mulai pikun karena terserang Alzheimer biasanya jadi lebih sensitif dan mudah tersinggung. Perubahan struktur otak terutama di bagian frontal lobe menyebabkan emosi lebih sulit dikendalikan dibandingkan saat masih muda.
2. Kelebihan kolesterol
Sekitar 7 juta pengidap hiperkolesterolemia atau kelebihan kolesterol di Inggris jadi lebih pemarah saat mengonsumsi statin, sejenis obat pengontrol kolesterol. Para ahli menduga, kolesterol yang turun mendadak membuat produksi serotonin atau hormon senang ikut berkurang.
3. Hipertiroid
Diperkirakan 1 dari 100 perempuan yang mengidap overactive thyroid atau hipertiroid juga mengalami perubahan mood atau suasana hati. Peningkatan denyut jantung serta temperatur tubuh akibat produksi tiroid yang berlebih membuat orang jadi lebih mudah marah.
4. Depresi
Gangguan kejiwaan ini menyebabkan produksi serotonin, yakni salah satu hormon pemicu rasa senang berkurang. Efeknya bisa sangat bervariasi, mulai dari kaki yang tidak bisa diam, insomnia dan juga termasuk marah-marah tanpa ada sebab yang jelas.
5. Diabetes
Hipoglikemia atau turunnya kadar gula darah di bawah normal sering dialami penderita diabetes atau kencing manis, baik tipe 1 maupun 2. Berkurangnya kadar gula mempengaruhi fungsi otak, yang salah satu efeknya adalah peningkatan temperamen, kemarahan, bingung dan serangan panik.
5 Jenis Penyakit Pembangkit Emosi versi Top5
1. Alzheimer
Seseorang khususnya lansia yang sudah mulai pikun karena terserang Alzheimer biasanya jadi lebih sensitif dan mudah tersinggung. Perubahan struktur otak terutama di bagian frontal lobe menyebabkan emosi lebih sulit dikendalikan dibandingkan saat masih muda.
2. Kelebihan kolesterol
Sekitar 7 juta pengidap hiperkolesterolemia atau kelebihan kolesterol di Inggris jadi lebih pemarah saat mengonsumsi statin, sejenis obat pengontrol kolesterol. Para ahli menduga, kolesterol yang turun mendadak membuat produksi serotonin atau hormon senang ikut berkurang.
3. Hipertiroid
Diperkirakan 1 dari 100 perempuan yang mengidap overactive thyroid atau hipertiroid juga mengalami perubahan mood atau suasana hati. Peningkatan denyut jantung serta temperatur tubuh akibat produksi tiroid yang berlebih membuat orang jadi lebih mudah marah.
4. Depresi
Gangguan kejiwaan ini menyebabkan produksi serotonin, yakni salah satu hormon pemicu rasa senang berkurang. Efeknya bisa sangat bervariasi, mulai dari kaki yang tidak bisa diam, insomnia dan juga termasuk marah-marah tanpa ada sebab yang jelas.
5. Diabetes
Hipoglikemia atau turunnya kadar gula darah di bawah normal sering dialami penderita diabetes atau kencing manis, baik tipe 1 maupun 2. Berkurangnya kadar gula mempengaruhi fungsi otak, yang salah satu efeknya adalah peningkatan temperamen, kemarahan, bingung dan serangan panik.